Penerapan Larutan Susu Sapi Untuk Menonaktifkan Daya Rekat Telur Ikan Lele
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas
unggulan di perikanan Indonesia. Meskipun bukan merupakan ikan orisinil Indonesia
ikan ini bisa menggeser keberadaan ikan lokal yang satu famili dengannya,
yaitu ikan lele lokal (Clarias batrachus). Tingkat pertumbuhan cepat dan ukuran
yang dicapai oleh ikan lele dumbo jauh lebih besar daripada ikan lele lokal, hal ini
menyebabkan ikan ini lebih diminati untuk dikembangkan daripada ikan lele
lokal. Disamping itu ikan lele dumbo bila dibudidayakan secara intensif, ikan lele
ini sanggup menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyedia lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar. Penggunaan lahan dan air dalam budidaya lele pun
tergolong hemat.
Mengingat prospek yang sangat menjanjikan tersebut, tidak salah kalau ikan
lele dumbo merupakan salah satu ikan hemat penting di Indonesia dan
merupakan komoditi perikanan tawar yang sedang gencar-gencarnya
dikembangkan. Salah satu pengembangan yang dilakukan ialah pemijahan
buatan pada ikan lele dumbo. kebutuhan terhadap benih ikan lele diharapkan
dapat terpenuhi melalui acara pemijahan ikan secara buatan dan melalui
pemijahan ikan secara buatan persoalan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas benih
dapat diatasi, sehingga proses produksi ikan konsumsi sanggup berjalan lancar.
Pada kenyataannya pelaksanaan di lapangan teknis budidaya ikan lele tidak
semudah yang dibayangkan. Terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi
para pembudidaya ikan lele. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi
pembudidaya ikan lele ialah rendahnya derajat penetasan telur. Hal ini disebabkan
karena telur ikan lele bersifat adhesive atau mempunyai daya rekat sehingga telur
menumpuk pada salah satu areal pemijahan. Gumpalan telur menghambat
masuknya oksigen pada telur dan faktor lain yang sanggup menurunkan daya tetas
telur ikan diantaranya faktor suhu, kualitas air dan derajat keasaman perairan.
Daya tetas telur sangat kuat terhadap hasil yang akan diperoleh, dengan
nilai daya tetas yang tinggi, maka semakin banyak pula larva yang dihasilkan.
Salah satu perjuangan yang sanggup dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
yakni dengan memakai larutan susu.
Menurut Maelani (2004) menurut penelitiannya diketahui bahwa ada
perbedaan konkret antara larutan susu yang berbeda kadar lemaknya terhadap
persentase pembuahan dan penetasan telur ikan baung. Selain itu juga, larutan
susu yang berkadar lemak 0,57 menunjukkan imbas terbaik terhadap persentase
pembuahan dan penetasan telur ikan baung dan Ulfah Aftalacha (2002)
berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa larutan susu sapi sintetik
(Dancow Full Cream) sanggup meningkatkan derajat penetasan telur ikan baung
dengan persentase yang diperoleh 40 % dari 10.000 ppm larutan susu (2 gr susu
per 200 ml air). Namun terdapat hambatan dalam penggunaan larutan susu sintetik
diantaranya harganya cukup mahal, mengandung materi pengawet dan melalui
proses terlebih dahulu, baik pasteurisasi (pemanasan) maupun homogenisasi
(perlakuan tekanan udara terhadap susu untuk mencegah krim terpisah dari cairan)
sebelum dikonsumsi sehingga mengubah rasa dan sulit untuk dicerna, untuk itu
perlu dilakukan materi pengganti yang murah dan aman.
Alternative yang sanggup dipakai yaitu dengan memanfaatkan susu sapi
murni. Susu sapi murni ialah susu yang tidak diproses, baik pasteurisasi
(pemanasan) maupun homogenisasi (perlakuan tekanan udara terhadap susu untuk
mencegah krim terpisah dari cairan) sebelum dikonsumsi oleh manusia. Rasanya
berbeda dibandingkan dengan susu yang diproses, begitu juga dengan kemudahan
cernanya. Belum banyaknya penelitian mengenai larutan susu sapi murni dengan
dosis yang optimum untuk menonaktifkan daya rekat pada telur ikan lele
membuat penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai penggunaan larutan susu
sapi murni ini dalam menonaktifkan daya rekat telur ikan lele sehingga dapat
meningkatkan derajat penetasannya.
LIHAT DI SINI
unggulan di perikanan Indonesia. Meskipun bukan merupakan ikan orisinil Indonesia
ikan ini bisa menggeser keberadaan ikan lokal yang satu famili dengannya,
yaitu ikan lele lokal (Clarias batrachus). Tingkat pertumbuhan cepat dan ukuran
yang dicapai oleh ikan lele dumbo jauh lebih besar daripada ikan lele lokal, hal ini
menyebabkan ikan ini lebih diminati untuk dikembangkan daripada ikan lele
lokal. Disamping itu ikan lele dumbo bila dibudidayakan secara intensif, ikan lele
ini sanggup menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyedia lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar. Penggunaan lahan dan air dalam budidaya lele pun
tergolong hemat.
Mengingat prospek yang sangat menjanjikan tersebut, tidak salah kalau ikan
lele dumbo merupakan salah satu ikan hemat penting di Indonesia dan
merupakan komoditi perikanan tawar yang sedang gencar-gencarnya
dikembangkan. Salah satu pengembangan yang dilakukan ialah pemijahan
buatan pada ikan lele dumbo. kebutuhan terhadap benih ikan lele diharapkan
dapat terpenuhi melalui acara pemijahan ikan secara buatan dan melalui
pemijahan ikan secara buatan persoalan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas benih
dapat diatasi, sehingga proses produksi ikan konsumsi sanggup berjalan lancar.
Pada kenyataannya pelaksanaan di lapangan teknis budidaya ikan lele tidak
semudah yang dibayangkan. Terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi
para pembudidaya ikan lele. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi
pembudidaya ikan lele ialah rendahnya derajat penetasan telur. Hal ini disebabkan
karena telur ikan lele bersifat adhesive atau mempunyai daya rekat sehingga telur
menumpuk pada salah satu areal pemijahan. Gumpalan telur menghambat
masuknya oksigen pada telur dan faktor lain yang sanggup menurunkan daya tetas
telur ikan diantaranya faktor suhu, kualitas air dan derajat keasaman perairan.
Daya tetas telur sangat kuat terhadap hasil yang akan diperoleh, dengan
nilai daya tetas yang tinggi, maka semakin banyak pula larva yang dihasilkan.
Salah satu perjuangan yang sanggup dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
yakni dengan memakai larutan susu.
Menurut Maelani (2004) menurut penelitiannya diketahui bahwa ada
perbedaan konkret antara larutan susu yang berbeda kadar lemaknya terhadap
persentase pembuahan dan penetasan telur ikan baung. Selain itu juga, larutan
susu yang berkadar lemak 0,57 menunjukkan imbas terbaik terhadap persentase
pembuahan dan penetasan telur ikan baung dan Ulfah Aftalacha (2002)
berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa larutan susu sapi sintetik
(Dancow Full Cream) sanggup meningkatkan derajat penetasan telur ikan baung
dengan persentase yang diperoleh 40 % dari 10.000 ppm larutan susu (2 gr susu
per 200 ml air). Namun terdapat hambatan dalam penggunaan larutan susu sintetik
diantaranya harganya cukup mahal, mengandung materi pengawet dan melalui
proses terlebih dahulu, baik pasteurisasi (pemanasan) maupun homogenisasi
(perlakuan tekanan udara terhadap susu untuk mencegah krim terpisah dari cairan)
sebelum dikonsumsi sehingga mengubah rasa dan sulit untuk dicerna, untuk itu
perlu dilakukan materi pengganti yang murah dan aman.
Alternative yang sanggup dipakai yaitu dengan memanfaatkan susu sapi
murni. Susu sapi murni ialah susu yang tidak diproses, baik pasteurisasi
(pemanasan) maupun homogenisasi (perlakuan tekanan udara terhadap susu untuk
mencegah krim terpisah dari cairan) sebelum dikonsumsi oleh manusia. Rasanya
berbeda dibandingkan dengan susu yang diproses, begitu juga dengan kemudahan
cernanya. Belum banyaknya penelitian mengenai larutan susu sapi murni dengan
dosis yang optimum untuk menonaktifkan daya rekat pada telur ikan lele
membuat penulis ingin mengkaji lebih dalam mengenai penggunaan larutan susu
sapi murni ini dalam menonaktifkan daya rekat telur ikan lele sehingga dapat
meningkatkan derajat penetasannya.
LIHAT DI SINI