Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hama Dan Penyakit Pada Kelapa Sawit

Mengenal, memahami dan upaya mendeteksi siklus hidup hama dan penyakit pada flora kelapa sawit secara dini mutlak harus dilaksanakan alasannya akan memudahkan tindakan mencegah terjadinya ledakan serangan hama dan penyakit yang tak terkendali. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan akan jauh lebih murah daripada pengendalian serangan hama dan penyakit yang sudah menyebar luas.

Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis perjuangan jangka panjang. Kelapa sawit yang ditanam ketika ini, gres akan dipanem karenanya sesudah 2-3 tahun ditanam di lapangan. Sebagai flora tahunan, pada kelapa sawit dikenal periode Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang lamanya bervariasi 2-3 tahun tergantung pada beberapa faktor yang terjadi di sekitarnya, menyerupai ada / tidaknya serangan hama dan penyakit.

Dalam keadaan normal, terjadi mutasi dari TBM menjadi Tanaman Menghasilkan (TM) terjadi pada tahun ketiga sesudah tanam. Mutasi tersebut mutlak dilakukan dan perlu mendapat perhatian baik dari segi lamanya masa TBM maupun persiapan yang perlu dikerjakan sebelum flora dikerjakan. Pekerjaan awal ini sangat menghipnotis kualitas hasil buah yaitu kastersi / tunas pasir.

Hal ini sesuai dengan tujuan penanaman kelapa sawit yaitu untuk menghasilkan produksi yang optimal. Untuk mendapat produksi yang optimal, karakteristik dan faktor-faktor yang menghipnotis produksi yang sanggup menghambat produktifitas harus dipahami dan diupayakan solusinya.

Salah satu faktor penghambat yang perlu dipertimbangkan selain benih yang baik yaitu serangan hama dan penyakit. Untuk mengantisipasi serangan hama dan penyakit, sebelumnya harus mengenal dan memahami jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang flora kelapa sawit. Selanjutnya segera deteksi siklus hidup hama dan penyakit semoga gampang dalam melaksanakan pencegahan dan pengendaliannya. Pendekteksiasi tersebut sanggup menyelamatkan flora kelapa sawit dari serangan hama dan penyakit yang merugikan sehingga produksi sanggup dipertahankan.

Secara hemat biaya pengendalian melalui deteksi dini terhadap hama dan penyakit pada flora kelapa sawit dipastikan akan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama dan penyakit yang sudah menyebar luas. Makara sudah seyogyanya bila ingin sukses dalam perjuangan perkebunan kelapa sawit, pengelola harus mengetahui hama dan penyakit serta cara pengendaliannya.

Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang flora kelapa sawit diantaranya ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, kumbang Adorektus dan Apogonia, serta babi hutan. Sedangkan penyakit yang menjadi problem pada flora kelapa sawit diantaranya penyakit daun pada pembibitan, penyakit wangi pangkal batang (ganoderma), penyakit wangi tandan buah (marasimius), dan penyakit wangi pucuk (spear rot).

1. Ulat Api dan Ulat Kantong
Serangan hama ulat api dan ulat kantong (ulat pemakan daun kelapa sawit) telah banyak menjadikan problem yang berkepanjangan dengan terjadinya eksplosi dari waktu ke waktu. Hal ini mengakibatkan kehilangan daun (defoliasi) flora yang berdampak pribadi terhadap penurunan produksi.

(Untuk info lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)