Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teknik Panen Tanaman Pohon Karet

Teknik Panen Tanaman Pohon Karet


Teknik Panen Tanaman Pohon Karet
Penyadapan/Panen
Produksi lateks dari tumbuhan karet disamping ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut sanggup terpenuhi, maka diharapkan tumbuhan karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tumbuhan telah memenuhi kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen.

Tinggi bukaan sadap
Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem sadapan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) maupun sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) yaitu 130 cm diukur dari permukaan tanah.

Waktu bukaan sadap.
Waktu bukaan sadap yaitu 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan (b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh alasannya itu, tidak secara otomatis tumbuhan yang sudah matang sadap lalu langsung disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba.

Kemiringan irisan sadap
Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sadapan sebesar 400 dari garis horizontal. Pada sistem sadapan bawah, besar sudut irisan akan semakin mengecil sampai 300 jikalau mendekati "kaki gajah" (pertautan bekas okulasi). Pada sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar.

Peralihan tumbuhan dari TMB ke TM
Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan yang sehat dan baik, tumbuhan karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5 - 6 tahun. Dengan mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur 6 tahun tumbuhan karet sanggup dikatakan telah merupakan tumbuhan menghasilkan atau TM.

Sistem sadap
Dewasa ini sistem sadap telah berkembang dengan mengkombinasikan intensitas sadap rendah disertai stimulasi Ethrel selama siklus penyadap. Untuk karet rakyat, mengingat kondisi sosial ekonomi petani, maka dianjurkan menggunakan sistem sadap konvensional ibarat pada tabel berikut :

Tabel 4. Bagan Penyadapan Tanaman Karet

Estimasi Produksi
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan dan agroklimatologi, pemeliharaan tumbuhan belum menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya. Dengan perkiraan bahwa pengelolaan kebun plasma sanggup memenuhi seluruh kriteria yang dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi sanggup dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.

Karena produksi kebun karet yaitu lateks, maka estimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet berair ibarat pada Tabel berikut :
Tabel 5. Proyeksi Produksi Karet Kering dan Estimasi Produksi Lateks
KEBUTUHAN BIAYA INVESTASI DAN ANALISIS FINANSIAL
Tanaman karet memerlukan waktu 5-6 tahun untuk sanggup disadap, oleh karena itu pembangunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang dengan masa tenggang 5-6 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan TBM dan TM sanggup dilihat pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6. Biaya Investasi Karet dan Pemeliharaan TBM dan TM (1 ha)

Dengan perkiraan tingkat produksi rata-rata 1.576 kg karet kering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rp 10.000/US $ (pada bulan Desember 2005) dan harga di tingkat petani 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial perjuangan perkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka perjuangan perkebunan karet layak secara finansial. Bila NPV lebih besar dari nol (positif) maka usaha adalah layak, pada discount rate yang ditentukan yaitu sebesar 18%. Perhitungan nilai IRR dan NPV menurut pada arus kas selama 30 tahun dengan perkiraan biaya tetap, namun harga jual memakai 3 skenario yaitu: harga naik 20%, harga ketika ini dan harga turun 10%, yaitu ibarat yang tertera di Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Analisa Kepekaan Pembangunan Kebun Karet (1 ha).




Tabel 6 mengatakan bahwa proyek pada tingkat bunga 18% perjuangan perkebunan karet masih layak, demikian juga pada ketika harga karet turun 20%, nilai NPV masih faktual dan IRR lebih dari 18%. Apabila ada skim kredit yang tingkat bunganya lebih rendah (14%), maka tingkat kelayakan perjuangan akan semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Balai Penelitian Sembawa, 1996. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat (edisi ke-2). Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Palembang.
2. Balai Penelitian Sembawa, 2005. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa, Palembang.
3. Bank Indonesia. 2002. Sistem Informasi Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha Kecil (http://www. bi.go.id/sipuk/lm/ind/karet).
4. Suhendry, I. dan A. Daslin. 2002. Kajian Finansial Penggunaan Klon Karet Unggul Generasi IV. Warta Pusat Penelitian Karet, Vol. 21, No. 1- 3, p. 18-29.



Demikian artikel Teknik Panen Tanaman Pohon Karet, semoga manfaat