Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemeliharaan Kebun Sawit

1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM ) Tanaman belum menghasilkan atau ( TBM ) yaitu tumbuhan dimana tumbuhan kelapa sawit belum menghasilkan produksi secara maksimal tanamna ( TBM ) ini menjadi menjadi beberapa penggalan yaitu : a. TBM 0 : Tanaman yang gres ditanam pada ketika bulan tanam hingga dengan bulan Desember yaitu : antara bulan 8 – bulan 12. b. TBM I : Tanaman yang berumur 2 tahun, tumbuhan gres sehabis berumur 1 tahun dilapangan. c. TBM II : Dimana TBM 2 tahun, sehabis TBM I . d. TBM III : TBM 3 tahun yaitu dimana sehabis TBM II. Pada TBM perlu dilakukan juga penyisipan pada tiap – tiap TBM, yaitu : a. TBM I : 5 % b. TBM II : 2,5 % c. TBM III : 1 % Aturan yang dipakai dalam melaksanakan penyisipan yaitu apabila tumbuhan belum menghasilkan tumbuhan I ( TBM I ) yang mati 1 pokok, maka tumbuhan disisip dengan 1 pokok. Apabila pada TBM II dan TBM III yang mati yaitu 2 pokok, maka cukup 1 pokok saja yang disisip yang sesuai dengan hukum ( Rumus yang berlaku ) . Untuk pemeliharaan dan tahapan pekerjaan yang dilakukan pada TBM yaitu sebagai berikut : 1.1. Meghitung jumlah tumbuhan yang normal dan abnormal tumbuhan Disisni dilakukan penghitungan dengan tujuan untuk melihat dan mengetahui mana tumbuhan yang normal dan abnormal serta melihat tumbuhan yan terjangkit hama dan penyakit dan hingga mati. 1.2. Pemantauan pada TBM Merupakan perkerjaan yang bertujuan untuk melihat keadaan tumbuhan disetiap blok TBM untuk melihat kekurangannya, ibarat tanah yang kurang padat, tumbuhan miring,tanaman yang tergenang air, dan lainnya. 1.3. Penyisipan Penyisipan merupakn pekerjaan yang bertujuan untuk menyisip tumbuhan yang mati dilapangan, dan ini dilakukan pada ketika sehabis tanam. Adapun syarat penyisipan adalah, pada TBM I sisipan 5%, TBM II 25%, dan TBM III 1%. 1.4. Pemeliharaan jalan Pemeliharaan jalan mencakup benteng,teras dan lainnya. Tujuan dari pemeliharaan ini yaitu untuk memperbaiki jalan yang rusak dimana jalan ini ini akan di gunakan unuk pengangkutan hasil produksi dari tumbuhan kelapa sawit sehabis tumbuhan TBM menjadi tumbuhan menghasilkan (TM). Untuk pemeliharaan jalan sanggup memakai cara manual yaitu dengan cara mencangkul, menggaruk, yang mana sanggup dipakai untuk menutup lobang, membuang kerikil serta rumput, dan lain sebagainya.Selain itu pemeliharaan jalan juga sanggup memakai cara mekanis yaitu dengan memakai alat berat. 1.5. Penyiangan Di dalam melaksanakan penyiangan, acara yang dilakukan yaitu untuk memberantas pertumbuhan gulma yangb ada. Penyiangan ini sanggup dilakukan dengan cara manual dan cara kimia ibarat penyemprotan atau chemis. Cara manual dilakukan jikalau gulma sanggup berupa anak kayu (di dongkel), lalang (di cabut), dan gulma jenis rumputan sanggup memakai garuk ataupun di cabut. Untuk rotasi cara manual ini yaitu dua ahad sekali dengan menngunakan 6 – 8 Hk /ha pada bulan pertama. 1.6. Pemupukan Pemupukan TBM di perkebunan PTPN II Tanjungb garbus – Pagar marbau dilakukan sesuai dengan umur tanaman,dan untuk rotasi pemupukan tumbuhan belum menghasilkan, di perkebunan PTPN II Tanjung garbus - Pagar Marbau yaitu : a. TBM 1 di lakukan pemupukan 4 x dalam setahun dan jarak penaburan dari pohon 25 cm, dan lebar penaburan 25 cm. b. TBM 2 di lakukan pemupukan 3 x dalam setahun dan dalam melaksanakan pemupukan jarak pemberian pupuk dari pohon yaitu 50 cm, dan lebar penaburan yaitu 25 cm. c.TBM 3 di lakukan pemupukan 2 x dalam setahun dan dalam pemberian pupuk jarak penaburan yaitu 75 cm dan lebar penaburan 25 cm. 1.7. Tunas pasir Tunas pasir yaitu dimana membuang buah – buah yang busuk dan juaga membuang peleah – pelepah yang kering. Alat yang sering para pekerja gunakan dalam pelaksanaan tunas pasir yaitu dodos, dan pekerjaan ini dilakukan pada ketika panen perdana / panen awal. 1.8. Pemberantasan hama dan penyakit kelapa sawit Pada tumbuhan belum menghasilkan hama yang sering menyerang kelapa sawi yaitu hama ulat kantong dan hama kumbang tanduk (oryctes rhinoceros). Dalam pemberantasan hama kumbang tanduk sanggup dilakukan dengan dua cara yaitu dengan manual an kimia. Cara manual ini dilakukan dengan memakai alat kawat yakni menarik kumbang yang bersembunyi lalu di bunuh, sanggup juga dengan cara pribadi mengambil kumbang tanduk dengan tangan. Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan memakai insectisida dengan takaran 15 – 30 g / pokok, dengan rotasi 3 bulan. Untuk pemberantasan hama ulat kantong sanggup dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan cara kimia. Cara manual ini sanggup dilakukan dengan mengutip dan membunuh hama, dan dapt pula dengan membuang pelepah yang terjangkit hama dalam jumlah besar. Sedangkan cara kimia yaitu dengan cara pengasapan (poging). Penyakit yang sering menyerang tumbuhan belum menghasilkann yaitu penyakit tajuk dan penyakit busuk batang ( ganoderma ). untuk penyakit tajuk ini biasanya disebabkan oleh bawaaan genetis, dimana tanda-tanda serangannya terlihat jikalau tajuk membuka dan membengkok. Untuk pengendalian penyakit ini biasanya di biarkan saja, lantaran penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 – 12 bulan Untuk penyakit ganoderma biasanya mempunyai ciri yang ditimbulkannya pada kelapa sawit, cirinya yaitu sebagai berikut : a. Daun ibarat kekurangan unsur hara dan air. b. Pada tumbuhan muda penyakit ini sanggup mengakibatkan tamat hidup c. Pelepah layu terkulai,dan warnanya kusam dan coklat d. Batang kelapa sawit sangat keropos lantaran penyakit ini mengambilair yang berada pada tumbuhan kelapa sawit. Dalam pemberantasan penyakit busuk batang ( ganoderma ) yang sangat efisien yaitu dengan cara membongkar dan membuang tumbuhan serta memperabukan sumber penyakit yang terinfeksi, dan jikalau bekas bongkaran hendak ditanam kembali sebaiknya tanah di olah terlebih dahulu. 2. Tanaman Menghasilkan Dalam pemeliharaan tumbuhan menghasilkan merupakan acara untuk memotifasi pertumbuhan tumbuhan dengan baik, dengan tujuan semoga tumbuhan sanggup berproduksi dengan baik dan seoptimal mungkin. Agar tumbuhan menghasilkan produksi dengan baik, maka taman harus di pelihara dengan baik, dan tahapan pemeliharaan pada TM yaitu sebagai berikut : 2.1. Penyemprotan / Penyiangan gulma Penyiangan yaitu acara yang bertujuan untuk membersihkan tumbuhan dari gulma– gulma yang ada, ibarat lalang, rerumputan, anak kayu sebaiknya cara yang dipakai yaitu cara manual yaitu dengan cara mendongkel (anak kayu) dan dicabut lalang . Sedangkan untuk membersihkan gulma jenis rumpun - umputan, sanggup dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Cara kimia b. Dan cara manual Untuk cara kimia ( Chemis ) dapt dipakai dengan memakai racun jenis herbisida, sedangkan denga manualdapat dipakai dengan alat ibarat garuk, babat, dimana alat ini sanggup membersih gulma yang ada dipiringan maupun yang berada dipasar pikul. 2.2. Pemupukan Pemupukan pada tumbuhan menghasilkan sebanyak dua kali dalam setahun. Dasar pemupukan diperoleh sehabis dilakukan analisis daun, dimana daun yang efisien untuk dianalisis yaitu pelepah daun. Pemupukan yang baik dilaksanakan pada msim hujan kecil yaitu sekitar (> 60 mm ), lantaran pupuk akan lebih cepat larut sehingga sanggup diserap oleh tanaman, dan jikalau pada isu terkini hujan besar danmusim kemarau sebaiknya pemupukan ditunda. Didalam pemupukan takaran yang dipergunakan pada tumbuhan menghasilkan ini sanggup berbeda trgantung dari pada tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman, dan juga tergantung dari hasil analisis daun. Pada kebun Tanjung garbus - /Pagar marbau, takaran pemupukan dilakukan sesuai dengan rekomendasi pemupukan Yang merupakan hasil dari analisis. Urutan pemupukan dimulai dengan pemberian pupuk RP, Dolomit, Urea, MOP, dengan rotasi 2 ahad sekali Cara yang dipakai dalam melaksanakan pemupukan yaitu dengan cara sebar merata didalam piringan, untuk jarak penebaran pada tumbuhan menghasilkan yaitu: a. TM < style=""> : Penaburan pupuk diberikan dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok, untuk semua jenis pupuk. b. TM > 8 tahun : Penaburan pupuk, khususnya pupuk RP dan dolomit 25 % dari penggalan pupuk, ditabur sejauh 20 cm dari pinggir piringan, ditabua dan dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok, dan untuk pupuk urea dan MOP sanggup ditabur dengan jarak 2 – 2,5 m dari pokok.