Turbiditas ( Kekeruhan )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisme baik ikan maupun makluk hidup lainnya yang hidup dalam air sangat terpangaruh terhadap kualitas air. Tanpa didukung dengan kualitas air / mutu air yang baik semua organisme yang hidup di perairan akan mengalami kendala dalam pertumbuhannya. Beberapa factor yang mensugesti kualitas air diataranya Suhu, pH, DO, CO2, Turbiditas
( Kekeruhan ) dll.
Salah satu factor yang mensugesti kualitas air ialah Turbiditas
( Kekeruhan ). Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan materi Organik maupun Anorganik yang terdapat di peraairan sehingga mensugesti proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak sanggup melaksanakan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.
Pada tahap pemeliharaan benih, factor turbiditas sangat mempangaruhi kahidupan benih maupun larva di dalam perairan. Turbiditas terlalu tinggi sanggup mengakibatkan janjkematian masal, hal ini disebabkan adanya luka pada badan benih maupun larva sehingga terjadi bisul dan mempercepat pertumbuhan penyakit. Biasanya kalau terjadi kekeruhan yang tinggi sanggup mengakibatkan mengelupasnya sisik / kulit benih maupun larva akhir infeksi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan perihal Turbiditas ialah sebagai berikut
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya turbiditas dan bagaimana gejala-gejalanya.
Untuk mengetahui factor-faktor yang mengakibatkan terjadinya Turbiditas
Untuk mengetahui dampak turbiditas terhadap organisme lain dalam proses berlangsungnya Budidaya ikan ( aquaculture ).
Agar mahasiswa sanggup memahami tingkat turbiditas yang ideal pada perjuangan Budidaya ikan ( aquaculture ) sesuai dengan tahapan-tahapannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang mensugesti kualitas air secara garis besarnya sanggup dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu Aspek fisika, Aspek kimia, dan Aspek biologi.
2.1 Aspek Fisika
Di tinjau dari aspek fisika perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
Suhu
Suhu air merupakan satu faktor yang penting bagi ikan. Ikan ialah organisma berdarah hambar dan memiliki suhu badan yang sama dengan suhu persekitarannya (air). Suhu air akan memberi kesan terhadap aktivitas, makan, pembesaran dan pembiakan semua ikan. Suhu air juga sanggup berperan didalam memilih jumlah gas (oksigen, karbon dioksida, nitrogen,dll) yang terlarut didalam air. Semakin hambar air semakin banyak kandungan gas yang sanggup terlarut. Suhu juga memegang peranan didalam proses stratifikasi termal "thermal stratification". Bagi para penternak yang menjalankan acara ternakan ikan dalam kandang harus memahami dengan seksama mengenai kasus ini. Air yang lebih hambar biasanya lebih berat dari air yang panas. Perbedaan yang sedemikian akan mengakibatkan air tadi tidak sanggup bercampur.. Hujan lebat yang terus menerus selama beberapa hari akan mengakibatkan stratifikasi termal "pecah" dan air dibagian bawah tasik/empangan akan bercampur dengan air dibagian permukaan dan janjkematian masal akan terjadi. Kandungan suhu yang ideal untuk perjuangan budidaya ikan ialah 23 – 32oC.
(Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
2.2 Aspek Kimia
Di tinjau dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut, ialah parameter kimia air yang terpenting didalam akuakultur. Kandungan oksigen yang rendah akan mengakibatkan janjkematian ikan yang banyak, secara eksklusif atau tidak langsung, Seperti juga manusia, ikan memerlukan oksigen untuk proses respirasi (bernafas). Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh ikan ialah bergantung kepada saiz (ukuran), kadar makan, tahap aktivitas, dan juga suhu. Anak ikan atau benih memerlukan jumlah oksigen yang lebih dibandingkan dengan ikan yang lebih besar, kerana kadar metabolik anak ikan lebih tinggi
Untuk mendapat kadar pertumbesaran ikan yang tinggi, ikan harus dipelihara pada kandungan oksigen yang optimal. Sebagai panduan kandungan oksigen didalam air minimal 5 mg/l. Kandungan oksigen yang kurang dari 5 mg/l akan mengakibatkan ikan merasa tertekan, dan pada kandungan oksigen < 2 mg/l pula sanggup mengakibatkan janjkematian ikan. Walau bagaimanapun harus diingat, terdapat juga jenis-jenis ikan yang tidak memerlukan kandungan oksigen yang tinggi, contohnya ikan Keli.
Seperti yang kita ketahui bukan hanya ikan yang memerlukan oksigen, tetapi juga basil memerlukan jumlah oksigen yang besar, Ketika terjadi Dekomposisi (pereputan ) bahan-bahan organik (terdir dari algae, bakteria, dan materi buangan ikan) ialah merupakan proses yang utama memakai oksigen didalam sistem akuakultur.
Karbondioksida (CO2)
Jumlah kandungan CO2 pada tahap 10 mg/l masih tidak mendatangkan kesan kepada kehidupan ikan jikalau pada masa yang sama kandungan oksigen didalam air yang tinggi. Air kolam yang yang memiliki kadar penebaran ikan yang normal, selalu memiliki kandungan CO2 sekitar <5 mg/l. Bagi kolam yang memiliki kepadatan yang tinggi, contohnya bagi ternakan secara intensif, kandungan CO2 ialah pada tahap antara 0 mg/l pada sebelah tengahari dan 5 - 15 mg/l pada waktu subuh Tahap kandungan CO2 > 20 mg/l akan mendatangkan persoalan kepada ikan.
Ada dua cara yang sanggup diamalkan untuk mengurangkan kandungan CO2. Cara yang paling gampang ialah dengan memperlihatkan pengudaraan "aeration". Dengan cara ini CO2 boleh dibebaskan ke udara. Cara kedua ialah dengan menambah materi yang terdiri dari "carbonate" referensi nya CaCO3 atau Na2CO3. Cara ini akan menghilangkan CO2 dari air dan menyimpannya didalam bentuk penampan "bicarbonate" atau "carbonate". Kita akan sentuh kasus ini didalam kasus berkaitan dengan alkalinitas. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
2.3 Asfek Biologi
Di tinjau dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
Phytoplankton
Kekeruhan air yang disebabkan oleh plankton (tumbuhan mikroskopik) dan zooplankton (hewani mikroskopik) tidak akan memudaratkan ikan secara langsung. Fitoplankton bukan saja mengeluarkan oksigen malahan menjadi materi makanan kepada zooplankton dan juga kepada beberapa jenis ikan. Fitoplankton juga akan memakai ammonia yang dikeluarkan oleh ikan sebagai sumber nutriennya. Zooplankton pula menjadi sumber makanan anak ikan yang utama.. Selain dari itu pertumbuhan fitoplankton yang keterlaluan ataau dikenali sebagai ledakan "bloom", akan mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air secara mendadak. Ini berlaku apabila fitoplankton itu mati. Para penternak biar supaya selalu mengawasi kandungan oksigen dan tingkat kekeruhan dalam kolam ternakan. Kandungan oksigen biasanya pada siang dan malam akan membawa kepada keadaan kekurangan oksigen. Namun tidak semua ikan jikalau kekurangan oksigen akan mati contohnya ikan lele tahan terhadap kekurangan oksigen lantaran memiliki labirin yang bias menyimpan oksigen. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
BAB III
PEMBAHASAN
Kekeruhan dinyatakan dalam bentuk turbiditas. Peralatan yang di gunakan untuk mengukur kekeruhan ialah sehi dish. Dan aspek yang mensugesti kekeruhan ialah sebagai berikut :
3.1 Aspek fisika
Suhu
Suhu yang baik untuk budidaya ikan 23 – 32oC peninkatan suhu mengakibatkan meninkatnya metabolisme dan respirasi organisme air yang mengakibatkan kekeruhan. Oksigen terlarut dalam air, peninkatan suhu sebeasar 10OC mengakibatkan terjadinya peninkatan komsumsi oksigen oleh organisme sekitar 2 -3 Kali lipat, meninkatkan suhu yang mengakibatkan terjadinya peningkatan dekomposisi materi organic oleh mikraba.
Alat yang di gunakan untuk mengukur suhu berupa thermometer.
Apabila suhu meninkat mak Kekeruhan ikut meninkat
Contohnya : Didalam air media terdapat ikan. Apeabila suhu naik mengakibatkan metabolisme ikan semakin cepat dan faeces yang di hasilkannya semakin banyak sehingga mengakibatkan kekeruhan.
Cahaya
Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan di pengaruhi oleh factor kedalaman air. Khususnya Phytoplankton memerlikan cahaya metahari untuk melaksanakan proses potosintesis di siang hari Phytoplanktaon atau tumbuhan memerlukan karbon di oksida untuk Phytoplankton dan menhasilkan oksigen yang di gunakan oleh organisme air untuk bernapas
Sedankan malam hari Phytoplankton maupun zooplankton memerlukan oksigen sehingga terjadi persaingan antara organisme yang ada dalam perairan.
3.2 Aspek kimia
Karbon dioksida
Karbonioksida memegan peranan penting sebagai unsur pertan yang mempu berasimilasi. Baik tumbu – tumbuhan renik dan beberapa planton maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Biasanya lapisan air yang paling bawah memiliki kadar CO2 lantaran di tenpat ini banyak terjadi penguraian (dekomposisi).
Karbondioksida dalam air berada dalam bentuk karbonan dalam bentuk bebas.
pH ( Puissance negative de H)
pH yaitu logaridma negative dari keprkatan ion H yang terlepas dalam suatu larutang / cairan .
Menurut Tubbut (1992) menyatakan bahwa pH yang menggambarkan konsentrasi yang hydrogen.
Semakin tinggi nilai pH semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbiondioksida bebas pH yang mensugesti toksisitas suatu senyawa kimia
Untuk meninkatkan pH suatu perairan kita sanggup melaksanakan pengapuran
3.3 Aspek biologi
Warna air di dalam kolam sangat memilih jenis Pakan alami apa yang tumbuh di dalam perairan. Warna air yang memilih jenis phytoplankton atau Zooplankton yang tumbuh dudalam Perairan.
Zooplanton yaitu organisme renik yang mirip binatang yang gerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva.
Phyplankton yaiu organisme renik yang mirip tumbuhan yang bergeraknya di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hasil yang kami dapatkan dari materi bahwa dari ketiga aspek tersebut menyankut kekeruhan lantaran kekeruhan sangat di pengaruhi oleh ketiga aspek tersebut yaitu Aspek Fisika ,Aspek kimia, Aspek Biologi.
Dari ketiga aspek tersebut yang palin mempegaruhi ialah Aspek biologis yaitu zooplankton dan phytoplankton.
4.2 Saran
jikalau melaksanakan budidaya ikan sebaiknya di perhatikan kualitas air sebelum melaksanakan penebaran benih ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hefni Effendi,2007, Telaa kualitas air ; Kanisius 2003, yokyakara.
Ir syaamsudin Adang Rifai, ir Komar Pertagunawan ,1982 Biologi perikanan .tidak diperjual belikan, milik Depertemen pendidikan dan kebudayaan 1982.
Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc. Englewood, new Jersey. 510 pp.
Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station, Auburn, Alabama. 359 pp.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organisme baik ikan maupun makluk hidup lainnya yang hidup dalam air sangat terpangaruh terhadap kualitas air. Tanpa didukung dengan kualitas air / mutu air yang baik semua organisme yang hidup di perairan akan mengalami kendala dalam pertumbuhannya. Beberapa factor yang mensugesti kualitas air diataranya Suhu, pH, DO, CO2, Turbiditas
( Kekeruhan ) dll.
Salah satu factor yang mensugesti kualitas air ialah Turbiditas
( Kekeruhan ). Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan materi Organik maupun Anorganik yang terdapat di peraairan sehingga mensugesti proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak sanggup melaksanakan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.
Pada tahap pemeliharaan benih, factor turbiditas sangat mempangaruhi kahidupan benih maupun larva di dalam perairan. Turbiditas terlalu tinggi sanggup mengakibatkan janjkematian masal, hal ini disebabkan adanya luka pada badan benih maupun larva sehingga terjadi bisul dan mempercepat pertumbuhan penyakit. Biasanya kalau terjadi kekeruhan yang tinggi sanggup mengakibatkan mengelupasnya sisik / kulit benih maupun larva akhir infeksi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan perihal Turbiditas ialah sebagai berikut
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya turbiditas dan bagaimana gejala-gejalanya.
Untuk mengetahui factor-faktor yang mengakibatkan terjadinya Turbiditas
Untuk mengetahui dampak turbiditas terhadap organisme lain dalam proses berlangsungnya Budidaya ikan ( aquaculture ).
Agar mahasiswa sanggup memahami tingkat turbiditas yang ideal pada perjuangan Budidaya ikan ( aquaculture ) sesuai dengan tahapan-tahapannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor yang mensugesti kualitas air secara garis besarnya sanggup dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu Aspek fisika, Aspek kimia, dan Aspek biologi.
2.1 Aspek Fisika
Di tinjau dari aspek fisika perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
Suhu
Suhu air merupakan satu faktor yang penting bagi ikan. Ikan ialah organisma berdarah hambar dan memiliki suhu badan yang sama dengan suhu persekitarannya (air). Suhu air akan memberi kesan terhadap aktivitas, makan, pembesaran dan pembiakan semua ikan. Suhu air juga sanggup berperan didalam memilih jumlah gas (oksigen, karbon dioksida, nitrogen,dll) yang terlarut didalam air. Semakin hambar air semakin banyak kandungan gas yang sanggup terlarut. Suhu juga memegang peranan didalam proses stratifikasi termal "thermal stratification". Bagi para penternak yang menjalankan acara ternakan ikan dalam kandang harus memahami dengan seksama mengenai kasus ini. Air yang lebih hambar biasanya lebih berat dari air yang panas. Perbedaan yang sedemikian akan mengakibatkan air tadi tidak sanggup bercampur.. Hujan lebat yang terus menerus selama beberapa hari akan mengakibatkan stratifikasi termal "pecah" dan air dibagian bawah tasik/empangan akan bercampur dengan air dibagian permukaan dan janjkematian masal akan terjadi. Kandungan suhu yang ideal untuk perjuangan budidaya ikan ialah 23 – 32oC.
(Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
2.2 Aspek Kimia
Di tinjau dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut, ialah parameter kimia air yang terpenting didalam akuakultur. Kandungan oksigen yang rendah akan mengakibatkan janjkematian ikan yang banyak, secara eksklusif atau tidak langsung, Seperti juga manusia, ikan memerlukan oksigen untuk proses respirasi (bernafas). Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh ikan ialah bergantung kepada saiz (ukuran), kadar makan, tahap aktivitas, dan juga suhu. Anak ikan atau benih memerlukan jumlah oksigen yang lebih dibandingkan dengan ikan yang lebih besar, kerana kadar metabolik anak ikan lebih tinggi
Untuk mendapat kadar pertumbesaran ikan yang tinggi, ikan harus dipelihara pada kandungan oksigen yang optimal. Sebagai panduan kandungan oksigen didalam air minimal 5 mg/l. Kandungan oksigen yang kurang dari 5 mg/l akan mengakibatkan ikan merasa tertekan, dan pada kandungan oksigen < 2 mg/l pula sanggup mengakibatkan janjkematian ikan. Walau bagaimanapun harus diingat, terdapat juga jenis-jenis ikan yang tidak memerlukan kandungan oksigen yang tinggi, contohnya ikan Keli.
Seperti yang kita ketahui bukan hanya ikan yang memerlukan oksigen, tetapi juga basil memerlukan jumlah oksigen yang besar, Ketika terjadi Dekomposisi (pereputan ) bahan-bahan organik (terdir dari algae, bakteria, dan materi buangan ikan) ialah merupakan proses yang utama memakai oksigen didalam sistem akuakultur.
Karbondioksida (CO2)
Jumlah kandungan CO2 pada tahap 10 mg/l masih tidak mendatangkan kesan kepada kehidupan ikan jikalau pada masa yang sama kandungan oksigen didalam air yang tinggi. Air kolam yang yang memiliki kadar penebaran ikan yang normal, selalu memiliki kandungan CO2 sekitar <5 mg/l. Bagi kolam yang memiliki kepadatan yang tinggi, contohnya bagi ternakan secara intensif, kandungan CO2 ialah pada tahap antara 0 mg/l pada sebelah tengahari dan 5 - 15 mg/l pada waktu subuh Tahap kandungan CO2 > 20 mg/l akan mendatangkan persoalan kepada ikan.
Ada dua cara yang sanggup diamalkan untuk mengurangkan kandungan CO2. Cara yang paling gampang ialah dengan memperlihatkan pengudaraan "aeration". Dengan cara ini CO2 boleh dibebaskan ke udara. Cara kedua ialah dengan menambah materi yang terdiri dari "carbonate" referensi nya CaCO3 atau Na2CO3. Cara ini akan menghilangkan CO2 dari air dan menyimpannya didalam bentuk penampan "bicarbonate" atau "carbonate". Kita akan sentuh kasus ini didalam kasus berkaitan dengan alkalinitas. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
2.3 Asfek Biologi
Di tinjau dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
Phytoplankton
Kekeruhan air yang disebabkan oleh plankton (tumbuhan mikroskopik) dan zooplankton (hewani mikroskopik) tidak akan memudaratkan ikan secara langsung. Fitoplankton bukan saja mengeluarkan oksigen malahan menjadi materi makanan kepada zooplankton dan juga kepada beberapa jenis ikan. Fitoplankton juga akan memakai ammonia yang dikeluarkan oleh ikan sebagai sumber nutriennya. Zooplankton pula menjadi sumber makanan anak ikan yang utama.. Selain dari itu pertumbuhan fitoplankton yang keterlaluan ataau dikenali sebagai ledakan "bloom", akan mengakibatkan kekurangan oksigen dalam air secara mendadak. Ini berlaku apabila fitoplankton itu mati. Para penternak biar supaya selalu mengawasi kandungan oksigen dan tingkat kekeruhan dalam kolam ternakan. Kandungan oksigen biasanya pada siang dan malam akan membawa kepada keadaan kekurangan oksigen. Namun tidak semua ikan jikalau kekurangan oksigen akan mati contohnya ikan lele tahan terhadap kekurangan oksigen lantaran memiliki labirin yang bias menyimpan oksigen. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
BAB III
PEMBAHASAN
Kekeruhan dinyatakan dalam bentuk turbiditas. Peralatan yang di gunakan untuk mengukur kekeruhan ialah sehi dish. Dan aspek yang mensugesti kekeruhan ialah sebagai berikut :
3.1 Aspek fisika
Suhu
Suhu yang baik untuk budidaya ikan 23 – 32oC peninkatan suhu mengakibatkan meninkatnya metabolisme dan respirasi organisme air yang mengakibatkan kekeruhan. Oksigen terlarut dalam air, peninkatan suhu sebeasar 10OC mengakibatkan terjadinya peninkatan komsumsi oksigen oleh organisme sekitar 2 -3 Kali lipat, meninkatkan suhu yang mengakibatkan terjadinya peningkatan dekomposisi materi organic oleh mikraba.
Alat yang di gunakan untuk mengukur suhu berupa thermometer.
Apabila suhu meninkat mak Kekeruhan ikut meninkat
Contohnya : Didalam air media terdapat ikan. Apeabila suhu naik mengakibatkan metabolisme ikan semakin cepat dan faeces yang di hasilkannya semakin banyak sehingga mengakibatkan kekeruhan.
Cahaya
Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan di pengaruhi oleh factor kedalaman air. Khususnya Phytoplankton memerlikan cahaya metahari untuk melaksanakan proses potosintesis di siang hari Phytoplanktaon atau tumbuhan memerlukan karbon di oksida untuk Phytoplankton dan menhasilkan oksigen yang di gunakan oleh organisme air untuk bernapas
Sedankan malam hari Phytoplankton maupun zooplankton memerlukan oksigen sehingga terjadi persaingan antara organisme yang ada dalam perairan.
3.2 Aspek kimia
Karbon dioksida
Karbonioksida memegan peranan penting sebagai unsur pertan yang mempu berasimilasi. Baik tumbu – tumbuhan renik dan beberapa planton maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Biasanya lapisan air yang paling bawah memiliki kadar CO2 lantaran di tenpat ini banyak terjadi penguraian (dekomposisi).
Karbondioksida dalam air berada dalam bentuk karbonan dalam bentuk bebas.
pH ( Puissance negative de H)
pH yaitu logaridma negative dari keprkatan ion H yang terlepas dalam suatu larutang / cairan .
Menurut Tubbut (1992) menyatakan bahwa pH yang menggambarkan konsentrasi yang hydrogen.
Semakin tinggi nilai pH semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbiondioksida bebas pH yang mensugesti toksisitas suatu senyawa kimia
Untuk meninkatkan pH suatu perairan kita sanggup melaksanakan pengapuran
3.3 Aspek biologi
Warna air di dalam kolam sangat memilih jenis Pakan alami apa yang tumbuh di dalam perairan. Warna air yang memilih jenis phytoplankton atau Zooplankton yang tumbuh dudalam Perairan.
Zooplanton yaitu organisme renik yang mirip binatang yang gerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva.
Phyplankton yaiu organisme renik yang mirip tumbuhan yang bergeraknya di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Hasil yang kami dapatkan dari materi bahwa dari ketiga aspek tersebut menyankut kekeruhan lantaran kekeruhan sangat di pengaruhi oleh ketiga aspek tersebut yaitu Aspek Fisika ,Aspek kimia, Aspek Biologi.
Dari ketiga aspek tersebut yang palin mempegaruhi ialah Aspek biologis yaitu zooplankton dan phytoplankton.
4.2 Saran
jikalau melaksanakan budidaya ikan sebaiknya di perhatikan kualitas air sebelum melaksanakan penebaran benih ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hefni Effendi,2007, Telaa kualitas air ; Kanisius 2003, yokyakara.
Ir syaamsudin Adang Rifai, ir Komar Pertagunawan ,1982 Biologi perikanan .tidak diperjual belikan, milik Depertemen pendidikan dan kebudayaan 1982.
Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc. Englewood, new Jersey. 510 pp.
Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station, Auburn, Alabama. 359 pp.