Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Persyaratan Biologis Dan Kebiasaan Makan Udang Windu


A. PERSYARATAN BIOLOGIS
Udang windu (Penaeus monodon) termasuk dalam familia Penaidae. Sub Ordo Natantia, Ordo Decapoda dan Klas Crustacea. Kelompok ini hidup di dasar perairan/bentik, tidak menyukai cahaya terperinci dan bersembunyi di lumpur pada siang hari. Bersifat kanibal, terutama dalam keadaan lapar dan tidak ada kuliner tersedia, memiliki ekskresi amoniak yang cukup tinggi dan untuk pertumbuhan dibutuhkan ganti kulit (moulting).
Beberapa faktor lingkungan yang menghipnotis kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang ialah sebagai berikut :
1. Suhu
Udang membutuhkan kisaran suhu antara 25 sampai 32°C biar sanggup hidup dan tumbuh secara normal. Semakin tinggi suhu perairan, semakin tinggi laju metabolisme di dalam badan udang. Kondisi ini akan diimbangi dengan meningkatnya laju konsumsi pakan. Bila suhu terus meningkat, udang akan stres dan akan mengeluarkan lendir yang berlebihan. Sebaliknya jikalau suhu terlalu rendah, udang akan kurang aktif makan dan bergerak, sehingga pertumbuhannya akan lambat.
2. Salinitas
Udang windu memiliki toleransi hidup pada kisaran salinitas 4 - 40 permil dan tumbuh dengan baik pada kisaran 12 - 30 permil. Jika salinitas terlalu rendah atau terlalu tinggi, nafsu makan masih ada, tetapi konversi pakan menjadi tinggi lantaran energi badan banyak terbuang.
3. pH
Untuk pertumbuhan, udang windu memerlukan kisaran pH 7,4 - 8,5 dan akan mematikan jikalau pH mencapai angka terendah 6 dan tertinggi 9. Bila pH air terlalu rendah atau sering rendah pada malam hari, maka lapisan kapur di kulit udang akan berkurang lantaran terserap secara internal. Pada kondisi ini konsumsi oksigen meningkat, permeabilitas badan menurun dan insangnya rusak.
4. Kelarutan Oksigen (DO)
Oksigen dibutuhkan udang untuk memperabukan zat-zat kuliner yang dikonsumsi udang dan diserap badan atau diuraikan menjadi energi. Kelarutan oksigen yang baik bagi pertumbuhan udang ialah antara 85 % - 125 % jenuh atau 4 - 6 ppm. Dalam air yang mengandung cukup oksigen, acara udang yang terlihat ialah beristirahat dan sesekali bergerak mencari makan. Sebaliknya dalam air yang kandungan oksigennya rendah, udang akan tampak aktif bergerak dan berenang lantaran stres. Akan tetapi, pada kadar oksigen yang kelewat jenuh sanggup mengakibatkan penyakit gelembung gas (Gas Bubble Disease).


B. KEBIASAAN MAKAN
Di alam, udang windu biasa memakan banyak sekali jenis Crustacea besar, Brachyura, benda-benda nabati, Polychaeta, Mollusca, ikan-ikan kecil dan Crustacea kecil dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan udang yang dipelihara di tambak banyak memakan Copepoda. Walaupun udang penaid merupakan binatang pemakan segala (Omnivora), akan tetapi pada umumnya udang merupakan predator bagi invertebrata yang pergerakannya lambat.
Hasil investigasi terhadap isi perut udang windu yang dipelihara di tambak mengatakan bahwa makanannya terdiri dari plankton jenis Lyngbya sp, Spirulina, Skeletonema dan dari jenis zooplankton yaitu Brachionus sp (Ranoemihardjo, 1980). Walaupun demikian, keadaan lingkungan daerah hidup udang akan besar lengan berkuasa terhadap jenis kuliner yang dimakan.
Dalam perjuangan pemeliharaan udang, kuliner yang diberikan selain harus memiliki kualitas yang baikjugajumlahnya harus cukup, alasannya ialah kekurangan kuliner akan lebih mempercepat janjkematian binatang yang dibudidayakan. Sampai ketika ini nauplius Artemia merupakan salah satu kuliner udang yang paling efektif bagi udang stadium Pasca larva maupun Juvenil. Selain itu, nauplius Artemia sanggup berperan sebagai penunjang pertumbuhan udang windu. Jika dipakai sebagai embel-embel dengan kuliner lainnya, ternyata Artemia memiliki keunggulan dibandingkan dengan kuliner udang lainnya. Keunggulan tersebut di antaranya ialah : Artemia diperjual-belikan dalam bentuk kista (Cyst), sehingga simpel dalam penggunaannya, nauplius Artemia memiliki kisaran ukuran yang cocok bagi kebanyakan larva udang, sanggup menyesuaikan diri terhadap banyak sekali lingkungan dan sanggup tumbuh pada kepadatan yang tinggi (Sorgeloos, 1980). Selain itu, Artemia juga memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Pada beberapa perkembangan stadia udang windu, kebiasaan makannya terangkum menyerupai pada Tabel 1.


Tabel 1. Kebiasaan Makan Udang Windu (Panaeus Monodon) Pada Beberapa Perkembangan Stadia

 tidak menyukai cahaya terperinci dan bersembunyi di lumpur pada siang hari PERSYARATAN BIOLOGIS DAN KEBIASAAN MAKAN UDANG WINDU

sumber
Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna