Ikan Zebra
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ikan hias air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang dikala ini banyak menghasilkan devisa. Nilai ekspornya sangat besar dan cenderung meningkat dari tahu ketahun. Setiap bulannya ada sekitar 10 juta ekor ikan hias air tawar yang diekspor ke manca Negara.
Saat ini ada ratusan jenis ikan air tawar dari banyak sekali pelosok dunia keluar masuk Indonesia dan hampir 90 % nya merupakan ikan lokal maupun introduksi. Indonesia memang sangat beruntung lantaran mempunyai iklim tropis sehingga ada banyak sekali jenis ikan hias yang sanggup dibudidayakan.
Permintaan pasar ikan hias air tawar semakin meningkat, sehingga para pembudidaya banyak meminati ikan hias air tawar sebagai peluang. Selain itu iklim di Indonesia yang sangat cocok untuk membudidayakan ikan hias air tawar yaitu iklim tropis dan memungkinkan sanggup bereproduksi sepanjang tahun. Sumber daya alam pun yang mendukung yaitu lahan yang masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami yang masih cukup banyak. Demikian pula dengan banyaknya penduduk Indonesia masih memungkinkan masuknya banyak tenaga kerja dalam sektor ini. Pembudidayaannya tentu tidak terlalu sulit lantaran didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai semoga sanggup berhasil dalam membudidayakan ikan hias, dibutuhkan pengetahuam ihwal tingkah laris ikan, pakan serta beberapa faktor lain.
Salah satu ikan hias air tawar yang banyak diminati yaitu ikan Zebra ( Brachidanio rerio ) yang berasal dari Myanmar, India, dan Srilangka. Dan mempunyai ciri khas garis horizontal perak dan biru dari tubuh hingga kesirip-siripnya. Dan mempunyai ukuran tubuh maksimal 5 cm. Cara budidayanya juga tidak terlalu rumit, dan ikan jenis ini juga sudah sanggup ditransgenik pigmen dan sebagai obat mata yaitu sanggup menyembuhkan retina mata dengan cara pengambilan sel-selnya. Maka dari itulah banyak konsumen yang berminat pada ikan zebra ini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui cara budidaya ikan Zebra (Brachidanio rerio ).
2. Dapat mengetahui sifat telur ikan Zebra ( Brachidanio rerio )
3. Dapat mengetahui cirri-ciri jantan dan betina ikan Zebra ( Brachidanio rerio )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika ikan Zebra
Menurut Pinus Lingga dan Heru Susanto ( 1986 ),
Ordo : Ostariophysoidei
Sub Ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Brachydanio
Spesies : Brachydanio rerio
Asal : Perairan Coromandel, Calcuta hingga Massulipatam, timur india.
Nama inggris : Zebra, Zebra danio, Striped danio.
2.2. Ciri dan jenis
Meski ikan hias ini dinamai zebra, jangan eksklusif beranggapan komposisi warna tubuhnya menyerupai kuda zebra. Warna dasar zebra hijau kecoklatan dengan garis-garis kontras melintang ditubuhnya dari leher hingga sirip. Garis yang berwarna biru ini ada tiga buah dan warna yang sama ini terdapat pula pada sirip anusnya. Sedangkan warna perutnya putih kekuningan. Panjang tubuh maksimal 5 cm.
Dikalangan pembudidaya dan penggemar ikan hias dikenal banyak sekali jenis ikan zebra antara lain ; zebra rintik, zebra biasa, zebra albino, dan zebra slayar.
2.3. Sifat-sifat
Ikan zebra lazimnya ditemukan tumbuh dan berkembang pada perairan yang mengalir. Oleh Karena itu kalau ia dipelihara dalam aquarium atau kolam pemeliharaan air terlihat amat gesit dan lincah. Begitu lincahnya ada kesan si zebra ini amat liar padahal didalam aquarium ia hidup amat tentram dengan ikan jenis lain meski tidak seukuran dengan dia.
Sifat yang menerik dari zebra kalau ia ditaruh dalam jumlah yang banyak didalam aquarium, mereka suka membentuk barisan. Lebih dari itu meski kesan mereka terlihat liar tetapi amat gampang ditangkap. Dengan menciptakan bunyi kecipak air sekitarnya, dengan ramai-ramai ikan ini berbondong-bondong mendekat dan dikala itulah mereka sanggup diserok dengan mudah.
Mereka juga dikenal amat rakus makan. Jika ia diberi masakan jentik nyamuk atau cacing merah dalam sekejap akan ludes dilahapnya. Tempat pemeliharaan yang digemarinya hendak diberi tumbuhan air. Karena ia bergerak cukup gesit maka sebaiknya dalam aquarium disediakan ruang kosong.
2.4. Tempat pemijahan
Tempat pemijahan bagi ikan zebra sama dengan ikan hias lainnya yaitu sanggup aquarium dan kolam semen.
Bak semen yang digunakan berukuran 1 x 1 m. Kedalaman 25-30 cm ( pemijahan massal ).
Aquarium ukuran 20 x 20 cm. Kedalaman 40 cm ( pemijahan secara berpasangan ).
Yang dibutuhkan air jernih yang bersumber dari sumur atau ledeng, dengan ketentuan diendapkan dulu, pH 6,5 - 7,5 dengan suhu 20 - 24°C.
Untuk tenpat menempelkan telur tidak ada duduk perkara lantaran ikan zebra yaitu ikan yang menghamburkan telurnya didasar aquarium atau kolam pemijahan. Agar tercipta suasana nyaman bagi pasangan itu memijah sebaiknya dasar aquarium diberi batu-batu kecil yang sudah dibersihkan dan flora ganggang ( hydrilla ), sementara dipermukaan taruhlah tumbuhan air yang mengapung.
2.5. Memilih induk
Sebelum menentukan induk yang siap memijah, sebelumnya harus diketahui dulu mana jantan dan betina. Perbedaan kalamin ini sanggup dilihat dari ; induk jantan mempunyai bentuk tubuh lebih kuning, sementara betina biasanya berwarna kusam dan badannya lebih besar dari pada jantan / tegap.
Umur induk yang siap dipijahkan kurang lebih berusia 7 bulan dengan panjang 4 cm. Induk-induk ini sebelum memijah sebaiknya diberi masakan bergizi yang kadar lemaknya sedikit, contohnya jentik nyamuk.
2.6. Pemijahan
Pasangan induk yang telah diseleksi di masukkan kedalam kawasan pemijahan. Untuk ukuran kolam diatas cukup memadai menampung 20 pasang induk zebra. Sedangkan untuk aquarium diatas untuk sepasang induk. Tinggi air dalam pemijahan ini antara 15-20 cm.
Bagi yang memijahkan zebra rajin-rajinlah memperhatikan dasar kawasan pemijahan. Biasanya telur-telur mereka akan acak-acakan disitu. Kalau telur itu telah nampak, segera ungsikan si induk guna menyelamatkan telur-telur itu dari gangguan sang induk yang bersifat masa ndeso terhadap telurnya.
Untuk mengatasi gangguan induk ini ada pula yang menempuh pemijahan dengan cara lain yang tidak jauh berbeda. Pasangan induk dibuatkan kurungan dari kasa nyamuk ( terbuat dari nilon ) berbentuk segi empat yang ukurannya di sesuaikan dengan kebutuhan. Kurungan ini ditaruh dalam kawasan pemijahan ( aquarium ) dengan cara menaruh lebih dulu pot-pot kecil didasar aquarium untuk mengganjal kurungan ini sehingga tidak menempel di dasar aquarium tetapi diberi jarak 5-10 cm. Induk betina sanggup menghasilkan 500 lebih telur dan akan menetas setelah 2 hari.
Kurungan yang berisi induk ini harus karam dalam kawasan pemijahan yang ketinggian airnya 20 cm. Tujuan dari pemijahan menyerupai ini yaitu untuk mencegah gangguan induk terhadap telur. Sebab dengan cara ini telur-telur yang telah dibuahi akan jatuh kedasar aquarium sementara pasangan induk tetap didalam kurungan. Selesai pemijahan kurungan diangkat dan induk ditempatkan di dalam kolam lain untuk dirawat lebih lanjut.
2.7. Pembesaran
Setelah empat hari telur-telur ini akan bermetamorfosis burayak yang masih lembut. Umur tiga hari setelah menetas, burayak sudah sanggup diberi makan yang sesuai dengan ukuran mulutnya yaitu rotifer menyusul kemudian kutu air ( moina, cyclop ). Untuk mendapat pertumbuhan tubuh yang pesat burayak diberi masakan berupa cacing sutera.
Bagian yang penting dalam perawatan ini, air dalam kolam atau aquarium harus diganti setiap tiga hari sekali dengan cara menyedot 1/5 - 2/3 pecahan kemudian menggantinya dengan air segar. Untuk lebih menjamin kehidupan larva ini dari gangguan penyakit, maka tidak ada salahnya kalau kedalam kolam burayak itu dibutuhkan 2 tetes larutan 5 % Metheline Blue.
Sebulan kemudian, burayak ini sudah sanggup dibagi-bagi untuk mendapat ruangan yang lebih luas atau sudah pula sanggup dijual. Tetapi paling ideal ia dijual dikala berukuran M yaitu umur 3 bulan, atau kalau masih mau manahannya hingga ukuran L, silahkan lantaran harga satuannya lebih mahal, terlebih beliau menjualnya dalam bentuk pasangan induk yang siap pijah (matang gonad).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Persiapan wadah
Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat bermacam-macam dan sanggup diubahsuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut sanggup berupa kolam, kolam semen, akuarium, dan kolam fiber glass. Bahkan ada juga para petani yang memelihara dalam botol-botol bekas air mineral. Namun, apapun jenis wadahnya, tentunya harus sanggup menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau meracuni ikan.
- Kolam atau kolam semen
Ukuran kolam atau kolam semen sangat bervariasi, tidak ada ketentuan yang mengatur ukuran maupun bentuknya. Pada umumnya kolam atau kolam semen yang digunakan dalam pemijahan dan pemeliharaan ikan hias yaitu berukuran 1 x 1 m hingga 2 x 3 m. Kedalamannya pun sangan bervariasi dari 25 - 40 cm.
Kedalaman kolam yang relatif dangkal mempunyai keuntungan, yaitu difusi oksigen dan sinar matahari sanggup masuk hingga kedasar kolam serta irit air. Dan kalau panas terik ikan dalam kolam perlu diberi berupa atap dan tumbuhan air.
- Akuarium
Dibanding kolam atau kolam, pemijahan dan pemeliharan ikan di akuarium paling baik lantaran ikan dan kualitas airnya sanggup dikontrol secara teliti. Hanya saja daya tanpung akuarium tidak sebanyak kolam atau bak. Penggunaan akuarium paling baik untuk pemijahan dan pemeliharan benih. Ini disebabkan lantaran akuarium gampang dibersihkan tanpa takut ikan akan ikut terbuang atau tergangu walaupun masih kecil.
Ukuran akuarium yang digunakan sangat bervariasi. Namun, ukuran yang umumnya digunakan yaitu 100 x 40 x 40 cm atau 90 x 40 x 35 cm. Ketebalan beling akuarium sekitar 5 mm. Untuk pemijahan dan penetasan telur ikan zebra, ukuran akuariumnya cukup 20 x 20 x 20 cm atau 20 x 20 x 25 cm dengan ketebalan beling 3 mm.
3.2 Perawatan dan pengelolaan induk
- Wadah pemijahan
Dalam perawatan dan pengelolaan induk, wadah yang digunakan sangat tergantung pada jenis dan sifat ikan yang dipelihara yaitu kalau pada ikan hias zebra sanggup memakai akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm. Dengan ketedalan 3 mm dan tinggi air 10 cm.
- Sarang
Persiapan sarang diubahsuaikan dengan jenis ikan dan sifat telurnya. Pada kan hias zebra sifat telurnya yaitu acak-acakan didasar kolam oleh alasannya itu dibutuhkan sarang untuk melindungi tlur dasri induk gar tidak dimakan. Sarang yaitu merupakan kawasan menempelnya telur ikan. Dalam pemijahan ikan hias zebra sarang yang digunakan sanggup berupa tumbuhan air, yaitu jenis tumbuhan air dasar menyerupai ganggang ( hydrilla).
- Kualitas air
Induk sanggup berpijah dengan baik kalau kualitas air tetap prima dan bersih. Air yang prima menyebabkan telur tidak terkotori dengan kotoran yang sanggup nenghambat penetasannya. Agar kualitas air tetap prima, penggantian air harus secara rutin dilakukan dengan hati-hati jangan hingga menganggu induk. Kualitaas air yang dibutuhkan dalam pemijahan induk ikan hias zebra yaitu : Suhu 25 – 27 oC, Keasaman (pH) sedikit asam hingga netral 6,5 – 7,0 dan kekerasan antara 6 – 8o dH.
- Kepadatan induk
Kepadatan induk dalam wadah pemeliharaan harus memadai semoga ikan hias terhindar dari stres. Stres padsa ikan sanggup mengurangi produksi dan kualitas induk. Menentukan perbandingan induk jantan dan betina pada dikala ikan hias tersebut akan memijah. Perbandingan ikan hias zebra jantan dasn betina yaitu 2 : 1 dan sanggup dilakukan secara massal. Jumlah induk dalam setiap wadah berukuran 1 m2 sanggup diisi sekitar 200 ekor.
- Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk jantan dan betina perlu diperhatikan, sebelum dipijahkan induk jantan dasn betina seharusnya dipelihara terpisah. Nanti setelah induk betina tampak bener-bener sudah penuh telur (gendut) barulah dicampurkan dengan induk jantan.
- Pemberian pakan
Untuk menghasilkan benih-benih yang berkualitas baik maka pakan induk harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhannya, untuk pakan induk yang baik yaitu cacing sutra atau cacing darah (bloodworm) dengan rasio santunan 3 kali sehari santunan hingga kenyang (etlibithum). Pakan larva pertama sanggup berupa artemia, rotifera atau infusoria. Sementara kutu air sanggup diberikan sehabis larva berumur 3 – 4 hari.
3.3 Seleksi induk
Sebelum menentukan induk yang siap memijah, sebelumnya harus diketahui dulu mana jantan dan betina. Perbedaan kalamin ini sanggup dilihat dari ; induk jantan mempunyai bentuk tubuh lebih kuning, sementara betina biasanya berwarna kusam dan badannya lebih besar dari pada jantan / tegap.
Umur induk yang siap dipijahkan kurang lebih berusia 7 bulan dengan panjang 4 cm. Induk-induk ini sebelum memijah sebaiknya diberi masakan bergizi yang kadar lemaknya sedikit, contohnya jentik nyamuk.
3.4 Pemijahan
3.5 Pemanenan telur
Telur yang sudah terbuahi harus segera diambil atau induknya segera dipindahkan. Agar lebih gampang dipindahkan, sanggup pula induknya diletakkan pada jaring didalam kolam. Dengan cara ini telur akan jatuh kedasar kolam. Dengan cara ini telur akan jatuh kedasar kolam. Bila sudah akhir memijah, jaring bersama induknya diangkat.
3.6 Penetasan telur
Kolam sanggup diberi arasi kecil dari pompa udara (blower). Telur yang sudah terbuahi tersebut akan menetas setelah 24 jam dan larvanya akan mulai berenang aktif setelah berumur 2 hari menetas.
3.7 Perawatan larva
Pergantian air pada pemeliharaan larva sanggup dilakukan setelah larva brenang atau setelah berumur sekitar 7 hari. Peergantian air ini harus dilkukan secara hati-hati dengan jumlah seprohnya atau sepertigannya saja. Bila diganti total akan cepat stres karna terjadi perubahan air secara tiba-tiba. Frekuensi pergantian air setiap 3 hari sekali.
3.8 Pengendalian hama dan penyakit
Pada umunya penyakit yang sering menyerang pada ikan hias danio yaitu jenis (white spot) atau bitik putih, ciri-ciri ikan tersebut terjangkit yaitu terdapatnya bintik-bintik putih yang menempel pada tubuh ikan tersebut. Penyakit white spot atau bintik putih ini biasanya timbul karna kualitas air yang buruk. Unuk pengobtnnya dilakukn dng n cara ikan yang sakit diendam dngan lrutan formalin 0,025 ml per liter selama 12 – 24 jam. stelah direndam, ikan dimasukkan kembli keair higienis sedangkan prendaman ikan dalam methilin blue (MB) sebanyak 0,7 – 1 ,0 mg per liter selama 24 jam sanggup membantu menghilangkan parsit ini bila keadaannya belum parah. Dapat juga dilakukan dengan perendaman dalam larutan garam dapur (NaCl) 4 gr per liter selama 5 – 10 menit.
3.9 Pemanenan
BAB IV
PENUTUP
1. Ikan hias zebra merupakan ikan yang bersifat omnivora tetapi bahagia pakan alami menyerupai kutu air karna hidupnya dikolan air.
2. Daya tarik ikan ini terletak pda garis-garis horizontal putih perak dan biru dibadan hingga ke sirip-iripnya.
3. Antara betina dan jantan sanggup dibedakan setelah dewasa.
4. Pada betina terdapat garis biru didarah dubur sedangkan pada jantan kuning emas.
5. Telur ikan zebra ini tidak menempel tetapi acak-acakan didasar kolam.
6. Pada dikala memijah jantan akn mengejar betina dan betinanya akan menjatuhkan telur-telurnya ke dalam air. Pada dikala itu, jantan akan dengan cepat membuahi telur-telur tersebut. Setelah akhir memijah, jantan akan berhenti mengejar betina.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ikan hias air tawar merupakan komoditas perikanan air tawar yang dikala ini banyak menghasilkan devisa. Nilai ekspornya sangat besar dan cenderung meningkat dari tahu ketahun. Setiap bulannya ada sekitar 10 juta ekor ikan hias air tawar yang diekspor ke manca Negara.
Saat ini ada ratusan jenis ikan air tawar dari banyak sekali pelosok dunia keluar masuk Indonesia dan hampir 90 % nya merupakan ikan lokal maupun introduksi. Indonesia memang sangat beruntung lantaran mempunyai iklim tropis sehingga ada banyak sekali jenis ikan hias yang sanggup dibudidayakan.
Permintaan pasar ikan hias air tawar semakin meningkat, sehingga para pembudidaya banyak meminati ikan hias air tawar sebagai peluang. Selain itu iklim di Indonesia yang sangat cocok untuk membudidayakan ikan hias air tawar yaitu iklim tropis dan memungkinkan sanggup bereproduksi sepanjang tahun. Sumber daya alam pun yang mendukung yaitu lahan yang masih luas, sumber air melimpah, dan pakan alami yang masih cukup banyak. Demikian pula dengan banyaknya penduduk Indonesia masih memungkinkan masuknya banyak tenaga kerja dalam sektor ini. Pembudidayaannya tentu tidak terlalu sulit lantaran didukung oleh iklim Indonesia yang sesuai semoga sanggup berhasil dalam membudidayakan ikan hias, dibutuhkan pengetahuam ihwal tingkah laris ikan, pakan serta beberapa faktor lain.
Salah satu ikan hias air tawar yang banyak diminati yaitu ikan Zebra ( Brachidanio rerio ) yang berasal dari Myanmar, India, dan Srilangka. Dan mempunyai ciri khas garis horizontal perak dan biru dari tubuh hingga kesirip-siripnya. Dan mempunyai ukuran tubuh maksimal 5 cm. Cara budidayanya juga tidak terlalu rumit, dan ikan jenis ini juga sudah sanggup ditransgenik pigmen dan sebagai obat mata yaitu sanggup menyembuhkan retina mata dengan cara pengambilan sel-selnya. Maka dari itulah banyak konsumen yang berminat pada ikan zebra ini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui cara budidaya ikan Zebra (Brachidanio rerio ).
2. Dapat mengetahui sifat telur ikan Zebra ( Brachidanio rerio )
3. Dapat mengetahui cirri-ciri jantan dan betina ikan Zebra ( Brachidanio rerio )
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistematika ikan Zebra
Menurut Pinus Lingga dan Heru Susanto ( 1986 ),
Ordo : Ostariophysoidei
Sub Ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Brachydanio
Spesies : Brachydanio rerio
Asal : Perairan Coromandel, Calcuta hingga Massulipatam, timur india.
Nama inggris : Zebra, Zebra danio, Striped danio.
2.2. Ciri dan jenis
Meski ikan hias ini dinamai zebra, jangan eksklusif beranggapan komposisi warna tubuhnya menyerupai kuda zebra. Warna dasar zebra hijau kecoklatan dengan garis-garis kontras melintang ditubuhnya dari leher hingga sirip. Garis yang berwarna biru ini ada tiga buah dan warna yang sama ini terdapat pula pada sirip anusnya. Sedangkan warna perutnya putih kekuningan. Panjang tubuh maksimal 5 cm.
Dikalangan pembudidaya dan penggemar ikan hias dikenal banyak sekali jenis ikan zebra antara lain ; zebra rintik, zebra biasa, zebra albino, dan zebra slayar.
2.3. Sifat-sifat
Ikan zebra lazimnya ditemukan tumbuh dan berkembang pada perairan yang mengalir. Oleh Karena itu kalau ia dipelihara dalam aquarium atau kolam pemeliharaan air terlihat amat gesit dan lincah. Begitu lincahnya ada kesan si zebra ini amat liar padahal didalam aquarium ia hidup amat tentram dengan ikan jenis lain meski tidak seukuran dengan dia.
Sifat yang menerik dari zebra kalau ia ditaruh dalam jumlah yang banyak didalam aquarium, mereka suka membentuk barisan. Lebih dari itu meski kesan mereka terlihat liar tetapi amat gampang ditangkap. Dengan menciptakan bunyi kecipak air sekitarnya, dengan ramai-ramai ikan ini berbondong-bondong mendekat dan dikala itulah mereka sanggup diserok dengan mudah.
Mereka juga dikenal amat rakus makan. Jika ia diberi masakan jentik nyamuk atau cacing merah dalam sekejap akan ludes dilahapnya. Tempat pemeliharaan yang digemarinya hendak diberi tumbuhan air. Karena ia bergerak cukup gesit maka sebaiknya dalam aquarium disediakan ruang kosong.
2.4. Tempat pemijahan
Tempat pemijahan bagi ikan zebra sama dengan ikan hias lainnya yaitu sanggup aquarium dan kolam semen.
Bak semen yang digunakan berukuran 1 x 1 m. Kedalaman 25-30 cm ( pemijahan massal ).
Aquarium ukuran 20 x 20 cm. Kedalaman 40 cm ( pemijahan secara berpasangan ).
Yang dibutuhkan air jernih yang bersumber dari sumur atau ledeng, dengan ketentuan diendapkan dulu, pH 6,5 - 7,5 dengan suhu 20 - 24°C.
Untuk tenpat menempelkan telur tidak ada duduk perkara lantaran ikan zebra yaitu ikan yang menghamburkan telurnya didasar aquarium atau kolam pemijahan. Agar tercipta suasana nyaman bagi pasangan itu memijah sebaiknya dasar aquarium diberi batu-batu kecil yang sudah dibersihkan dan flora ganggang ( hydrilla ), sementara dipermukaan taruhlah tumbuhan air yang mengapung.
2.5. Memilih induk
Sebelum menentukan induk yang siap memijah, sebelumnya harus diketahui dulu mana jantan dan betina. Perbedaan kalamin ini sanggup dilihat dari ; induk jantan mempunyai bentuk tubuh lebih kuning, sementara betina biasanya berwarna kusam dan badannya lebih besar dari pada jantan / tegap.
Umur induk yang siap dipijahkan kurang lebih berusia 7 bulan dengan panjang 4 cm. Induk-induk ini sebelum memijah sebaiknya diberi masakan bergizi yang kadar lemaknya sedikit, contohnya jentik nyamuk.
2.6. Pemijahan
Pasangan induk yang telah diseleksi di masukkan kedalam kawasan pemijahan. Untuk ukuran kolam diatas cukup memadai menampung 20 pasang induk zebra. Sedangkan untuk aquarium diatas untuk sepasang induk. Tinggi air dalam pemijahan ini antara 15-20 cm.
Bagi yang memijahkan zebra rajin-rajinlah memperhatikan dasar kawasan pemijahan. Biasanya telur-telur mereka akan acak-acakan disitu. Kalau telur itu telah nampak, segera ungsikan si induk guna menyelamatkan telur-telur itu dari gangguan sang induk yang bersifat masa ndeso terhadap telurnya.
Untuk mengatasi gangguan induk ini ada pula yang menempuh pemijahan dengan cara lain yang tidak jauh berbeda. Pasangan induk dibuatkan kurungan dari kasa nyamuk ( terbuat dari nilon ) berbentuk segi empat yang ukurannya di sesuaikan dengan kebutuhan. Kurungan ini ditaruh dalam kawasan pemijahan ( aquarium ) dengan cara menaruh lebih dulu pot-pot kecil didasar aquarium untuk mengganjal kurungan ini sehingga tidak menempel di dasar aquarium tetapi diberi jarak 5-10 cm. Induk betina sanggup menghasilkan 500 lebih telur dan akan menetas setelah 2 hari.
Kurungan yang berisi induk ini harus karam dalam kawasan pemijahan yang ketinggian airnya 20 cm. Tujuan dari pemijahan menyerupai ini yaitu untuk mencegah gangguan induk terhadap telur. Sebab dengan cara ini telur-telur yang telah dibuahi akan jatuh kedasar aquarium sementara pasangan induk tetap didalam kurungan. Selesai pemijahan kurungan diangkat dan induk ditempatkan di dalam kolam lain untuk dirawat lebih lanjut.
2.7. Pembesaran
Setelah empat hari telur-telur ini akan bermetamorfosis burayak yang masih lembut. Umur tiga hari setelah menetas, burayak sudah sanggup diberi makan yang sesuai dengan ukuran mulutnya yaitu rotifer menyusul kemudian kutu air ( moina, cyclop ). Untuk mendapat pertumbuhan tubuh yang pesat burayak diberi masakan berupa cacing sutera.
Bagian yang penting dalam perawatan ini, air dalam kolam atau aquarium harus diganti setiap tiga hari sekali dengan cara menyedot 1/5 - 2/3 pecahan kemudian menggantinya dengan air segar. Untuk lebih menjamin kehidupan larva ini dari gangguan penyakit, maka tidak ada salahnya kalau kedalam kolam burayak itu dibutuhkan 2 tetes larutan 5 % Metheline Blue.
Sebulan kemudian, burayak ini sudah sanggup dibagi-bagi untuk mendapat ruangan yang lebih luas atau sudah pula sanggup dijual. Tetapi paling ideal ia dijual dikala berukuran M yaitu umur 3 bulan, atau kalau masih mau manahannya hingga ukuran L, silahkan lantaran harga satuannya lebih mahal, terlebih beliau menjualnya dalam bentuk pasangan induk yang siap pijah (matang gonad).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Persiapan wadah
Wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat bermacam-macam dan sanggup diubahsuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut sanggup berupa kolam, kolam semen, akuarium, dan kolam fiber glass. Bahkan ada juga para petani yang memelihara dalam botol-botol bekas air mineral. Namun, apapun jenis wadahnya, tentunya harus sanggup menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau meracuni ikan.
- Kolam atau kolam semen
Ukuran kolam atau kolam semen sangat bervariasi, tidak ada ketentuan yang mengatur ukuran maupun bentuknya. Pada umumnya kolam atau kolam semen yang digunakan dalam pemijahan dan pemeliharaan ikan hias yaitu berukuran 1 x 1 m hingga 2 x 3 m. Kedalamannya pun sangan bervariasi dari 25 - 40 cm.
Kedalaman kolam yang relatif dangkal mempunyai keuntungan, yaitu difusi oksigen dan sinar matahari sanggup masuk hingga kedasar kolam serta irit air. Dan kalau panas terik ikan dalam kolam perlu diberi berupa atap dan tumbuhan air.
- Akuarium
Dibanding kolam atau kolam, pemijahan dan pemeliharan ikan di akuarium paling baik lantaran ikan dan kualitas airnya sanggup dikontrol secara teliti. Hanya saja daya tanpung akuarium tidak sebanyak kolam atau bak. Penggunaan akuarium paling baik untuk pemijahan dan pemeliharan benih. Ini disebabkan lantaran akuarium gampang dibersihkan tanpa takut ikan akan ikut terbuang atau tergangu walaupun masih kecil.
Ukuran akuarium yang digunakan sangat bervariasi. Namun, ukuran yang umumnya digunakan yaitu 100 x 40 x 40 cm atau 90 x 40 x 35 cm. Ketebalan beling akuarium sekitar 5 mm. Untuk pemijahan dan penetasan telur ikan zebra, ukuran akuariumnya cukup 20 x 20 x 20 cm atau 20 x 20 x 25 cm dengan ketebalan beling 3 mm.
3.2 Perawatan dan pengelolaan induk
- Wadah pemijahan
Dalam perawatan dan pengelolaan induk, wadah yang digunakan sangat tergantung pada jenis dan sifat ikan yang dipelihara yaitu kalau pada ikan hias zebra sanggup memakai akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm. Dengan ketedalan 3 mm dan tinggi air 10 cm.
- Sarang
Persiapan sarang diubahsuaikan dengan jenis ikan dan sifat telurnya. Pada kan hias zebra sifat telurnya yaitu acak-acakan didasar kolam oleh alasannya itu dibutuhkan sarang untuk melindungi tlur dasri induk gar tidak dimakan. Sarang yaitu merupakan kawasan menempelnya telur ikan. Dalam pemijahan ikan hias zebra sarang yang digunakan sanggup berupa tumbuhan air, yaitu jenis tumbuhan air dasar menyerupai ganggang ( hydrilla).
- Kualitas air
Induk sanggup berpijah dengan baik kalau kualitas air tetap prima dan bersih. Air yang prima menyebabkan telur tidak terkotori dengan kotoran yang sanggup nenghambat penetasannya. Agar kualitas air tetap prima, penggantian air harus secara rutin dilakukan dengan hati-hati jangan hingga menganggu induk. Kualitaas air yang dibutuhkan dalam pemijahan induk ikan hias zebra yaitu : Suhu 25 – 27 oC, Keasaman (pH) sedikit asam hingga netral 6,5 – 7,0 dan kekerasan antara 6 – 8o dH.
- Kepadatan induk
Kepadatan induk dalam wadah pemeliharaan harus memadai semoga ikan hias terhindar dari stres. Stres padsa ikan sanggup mengurangi produksi dan kualitas induk. Menentukan perbandingan induk jantan dan betina pada dikala ikan hias tersebut akan memijah. Perbandingan ikan hias zebra jantan dasn betina yaitu 2 : 1 dan sanggup dilakukan secara massal. Jumlah induk dalam setiap wadah berukuran 1 m2 sanggup diisi sekitar 200 ekor.
- Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk jantan dan betina perlu diperhatikan, sebelum dipijahkan induk jantan dasn betina seharusnya dipelihara terpisah. Nanti setelah induk betina tampak bener-bener sudah penuh telur (gendut) barulah dicampurkan dengan induk jantan.
- Pemberian pakan
Untuk menghasilkan benih-benih yang berkualitas baik maka pakan induk harus diperhatikan sesuai dengan kebutuhannya, untuk pakan induk yang baik yaitu cacing sutra atau cacing darah (bloodworm) dengan rasio santunan 3 kali sehari santunan hingga kenyang (etlibithum). Pakan larva pertama sanggup berupa artemia, rotifera atau infusoria. Sementara kutu air sanggup diberikan sehabis larva berumur 3 – 4 hari.
3.3 Seleksi induk
Sebelum menentukan induk yang siap memijah, sebelumnya harus diketahui dulu mana jantan dan betina. Perbedaan kalamin ini sanggup dilihat dari ; induk jantan mempunyai bentuk tubuh lebih kuning, sementara betina biasanya berwarna kusam dan badannya lebih besar dari pada jantan / tegap.
Umur induk yang siap dipijahkan kurang lebih berusia 7 bulan dengan panjang 4 cm. Induk-induk ini sebelum memijah sebaiknya diberi masakan bergizi yang kadar lemaknya sedikit, contohnya jentik nyamuk.
3.4 Pemijahan
3.5 Pemanenan telur
Telur yang sudah terbuahi harus segera diambil atau induknya segera dipindahkan. Agar lebih gampang dipindahkan, sanggup pula induknya diletakkan pada jaring didalam kolam. Dengan cara ini telur akan jatuh kedasar kolam. Dengan cara ini telur akan jatuh kedasar kolam. Bila sudah akhir memijah, jaring bersama induknya diangkat.
3.6 Penetasan telur
Kolam sanggup diberi arasi kecil dari pompa udara (blower). Telur yang sudah terbuahi tersebut akan menetas setelah 24 jam dan larvanya akan mulai berenang aktif setelah berumur 2 hari menetas.
3.7 Perawatan larva
Pergantian air pada pemeliharaan larva sanggup dilakukan setelah larva brenang atau setelah berumur sekitar 7 hari. Peergantian air ini harus dilkukan secara hati-hati dengan jumlah seprohnya atau sepertigannya saja. Bila diganti total akan cepat stres karna terjadi perubahan air secara tiba-tiba. Frekuensi pergantian air setiap 3 hari sekali.
3.8 Pengendalian hama dan penyakit
Pada umunya penyakit yang sering menyerang pada ikan hias danio yaitu jenis (white spot) atau bitik putih, ciri-ciri ikan tersebut terjangkit yaitu terdapatnya bintik-bintik putih yang menempel pada tubuh ikan tersebut. Penyakit white spot atau bintik putih ini biasanya timbul karna kualitas air yang buruk. Unuk pengobtnnya dilakukn dng n cara ikan yang sakit diendam dngan lrutan formalin 0,025 ml per liter selama 12 – 24 jam. stelah direndam, ikan dimasukkan kembli keair higienis sedangkan prendaman ikan dalam methilin blue (MB) sebanyak 0,7 – 1 ,0 mg per liter selama 24 jam sanggup membantu menghilangkan parsit ini bila keadaannya belum parah. Dapat juga dilakukan dengan perendaman dalam larutan garam dapur (NaCl) 4 gr per liter selama 5 – 10 menit.
3.9 Pemanenan
BAB IV
PENUTUP
1. Ikan hias zebra merupakan ikan yang bersifat omnivora tetapi bahagia pakan alami menyerupai kutu air karna hidupnya dikolan air.
2. Daya tarik ikan ini terletak pda garis-garis horizontal putih perak dan biru dibadan hingga ke sirip-iripnya.
3. Antara betina dan jantan sanggup dibedakan setelah dewasa.
4. Pada betina terdapat garis biru didarah dubur sedangkan pada jantan kuning emas.
5. Telur ikan zebra ini tidak menempel tetapi acak-acakan didasar kolam.
6. Pada dikala memijah jantan akn mengejar betina dan betinanya akan menjatuhkan telur-telurnya ke dalam air. Pada dikala itu, jantan akan dengan cepat membuahi telur-telur tersebut. Setelah akhir memijah, jantan akan berhenti mengejar betina.