Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengaruh Dukungan Rendaman Dedak Dan Tepung Ampas Tahu Terhadap Populasi Daphnia Sp

Pakan alami yaitu sumber pakan yang penting dalam perjuangan pembenihan
ikan, udang, kepiting, dan kerang. Pemberian pakan yang berkualitas akan
memperkecil persentase selesai hidup larva. Dalam budidaya terutama dalam usaha
pembenihan, pakan merupakan salah satu faktor pembatas. Secara umum pakan
terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami terbagi atas fitoplankton,
zooplankton dan benthos. Salah satu zooplankton yang banyak dipakai sebagai
pakan utama dalam pembenihan ikan air maritim yaitu Artemia sp. Artemia atau
“brine shrimp” yaitu jasad renik berupa plankton hewani (zooplankton) yang
merupakan makanan bernilai gizi tinggi untuk larva ikan maupun udang. hingga
sekarang.
Menurut Rahmat S, (2009). Pakan alami yang sanggup diberikan pada ikan
sangat banyak jenisnya. Daphnia sp merupakan salah satu jenis pakan alami yang
berasal dari perairan tawar yang sanggup dimakan oleh ikan hias dan larva ikan
konsumsi lainnya. Daphnia sp sangat gampang dibudidayakan supaya ketersediannya
secara kontinu sanggup dilakukan. Dengan mempelajari modul sisdiklat ini
diharapkan sanggup melaksanakan budidaya daphnia secara massal supaya ketersediaan
pakan alami selalu ada.
Daphnia sp merupakan pakan alami yang berukuran kecil yaitu 0,2 -0,3
mm. Dengan ukurannya yang kecil akan sangat gampang bagi larva ikan untuk
memangsanya, selain itu gerakan daphnia sp sangat lambat sehingga mudah
ditangkap oleh larva ikan yang belum aktif berenang.
Menurut Sumardi dan Patuan, (1983). Ampas tahu merupakan hasil
limbah dari pabrik tahu, jumlah ampas tahu yang dihasilkan berselang dari 25
sampai 67% dengan rata-rata yaitu 39,02%. Ampas tahu berasal dari kedele dan
anti nutrisinya sama dengan kedele. Ampas tahu tidak memiliki sifat pencahar,
tapi penanganan ampas tahu harus segar. Ampas tahu tersedia dalam bentuk basah
dan kandungan ampas tahu tinggi yaitu sekitar 88,96%. Dilapangan ampas tahu
digunakan berkisar 12 sampSai 95% dari adonan kosentrat. Kandungan TDN
dari ampas tahu berkisar antara 21-24% tergantung dari cara pengolahan dan kualitas materi baku. Sebaiknya ampas tahu tidak diberikan kepada ternak lebih
dari 41%.
Menurut Sugiharto (1987). Bahan-bahan organik yang terkandung di
dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa
organik di dalam air buangan tersebut antara lain protein, karbohidrat, lemak
dan minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang
jumlahnya paling besar yang mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50%
karbohidrat, dan 10% lemak
Menurut Adi, N. (2003), Dedak merupakan limbah proses pengolahan
gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam
penggunaannya. Dedak mengandung bab luar beras yang tidak terbawa, tetapi
tercampur pula dengan bab epilog beras itu. Hal ini mensugesti tinggirendahnya
kandungan nutrisi dedak Protein garang 13,5 %, Lemak garang 0,6 %.,
Serat garang 13.6 %, Calcium 0,1 %. Kandungan serat garang dedak 13,6%, atau 6
kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak
tidak sanggup dipakai berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun
lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan
vitamin dan mineralnya.
LIHAT DI SINI