Pemupukan Kimia Pada Tanaman Pisang
Pemupukan Kimia Pada Tanaman Pisang
Selain daripada pemberian
pupuk kandang dalam bertanam pisang (sebagai pupuk dasar), selanjutnya dalam
budidaya pisang juga dibutuhkan penambahan pupuk kimia seperi nitrogen, phospat
dan kalium. Beberapa penelitian dan jurnal budidaya pisang khususnya
negara amerika latin, dosis pupuk nitrogen, phospat dan kalium condong lebih
besar dibanding apa yang dianjurkan oleh pemerintah Indonesia. Hal ini
dikarenakan pemerintah kita tidak mengacu pada hasil penelitian dari negara
kiblat budidaya pisang seperti Kostaria, Brazil atau untuk asia tenggara adalah
Filipina. Negara-begara tersebutlah yang sudah lama sukses di bidang bisnis
budidaya pisang dan menjadi eksportir terbesar di dunia. Pada postingan kali
ini akan saya bahas sedikit terkait pemupukan kimia pada tanaman pisang.

Urea, TSP, dan KCL
Urea, TSP, dan KCL
merupakan jenis pupuk yang menyediakan unsur hara makro berupa N, P, dan K bagi
tanaman. Ketiga jenis pupuk ini harus diberikan dengan dosis yang tepat sesuai
umur dan fase pertumbuhan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi
secara tepat dan maksimal.
Pupuk Urea, TSP, dan KCL
Berikut ini peranan unsur
nitrogen yang terkandung pada urea, unsur posfor yang terkandung pada TSP, dan
unsur kalium yang terkandung pada KCl bagi tanaman.
A. Peranan nitrogen (Urea) pada tanaman pisang
- Merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun).
- Meningkatkan jumlah anakan.
- Meningkatkan jumlah bulir/rumpun buah
Nitrogen merupakan unsur
yang pengaruhnya cepat terlihat terhadap tanaman. Kekurangan nitrogen akan
menyebabkan tanaman kerdil, daun kekuningan, dan perakaran terbatas.
Sebaliknya, kelebihan nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif memanjang
(lambat panen), tanaman mudah rebah, menurunkan kualitas panen, dan respon
terhadap serangan hama/ penyakit menurun.
Tanaman pisang kekurangan nitrogen: tanaman kerdil, daun kekuningan, dan perakaran terbatas
Tanaman pisang kelebihan nitrogen: Pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen), tanaman mudah rebah.
B. Peranan phosfor (TSP) pada tanaman pisang
- Memacu terbentuknya bunga.
- Menurunkan aborsitas.
- Memacu perkembangan akar halus dan akar serabut.
- Memperkuat akar sehingga tanaman tidak mudah rebah.
- Memperbaiki kualitas panen.
Kekurangan posfor
menyebabkan tanaman kerdil, jumlah anakan sedikit, dan daun meruncing berwarna
hijau gelap. Sebaliknya, kelebihan posfor menyebabkan pembentukan bunga lebih
cepat, proses pematangan buah lebih cepat, dan daun melebar dan berwarna
kecoklatan.
Tanaman pisang kekurangan posfor: Tanaman kerdil, jumlah anakan sedikit, dan daun meruncing berwarna hijau gelap.
Tanaman pisang kelebihan posfor: Pembentukan bunga lebih cepat, proses pematangan buah lebih cepat, dan daun melebar dan berwarna kecoklatan.
C. Peranan kalium (KCL) pada tanaman pisang
Kalium merupakan
satu-satunya kation monovalen penting bagi tanaman. Peran utama kalium sebagai
berikut.
- Aktivator berbagai enzim.
- Menjaga tegaknya tanaman.
- Merangsang pertumbuhan akar.
- Tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
- Memperbaiki kualitas panen.
- Mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor.
- Mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu.
Kekurangan kalium menyebabkan tanaman kerdil, daun kering dan terbakar pada sisinya, menghambat pembentukan hidrat arang pada biji, permukaan daun memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata, dan munculnya bercak cokelat mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap.
Sebaliknya, kelebihan kalium menyebabkan daun cepat menua akibat kadar magnesium daun menurun. Kadang-kadang berada di tingkat terendah sehingga aktifitas fotosintesis terganggu.
Tanaman pisang kekurangan
kalium: Tanaman kerdil, daun kering dan terbakar pada sisinya, permukaan daun
memperlihatkan gejala klorotik yang tidak merata, dan munculnya bercak cokelat
mirip gejala penyakit pada bagian yang berwarna hijau gelap.
Tanaman pisang kelebihan
kalium: Daun cepat menua akibat kadar magnesium daun menurun.