Cara Memperbanyak Bibit Pisang Dengan Kultur Jaringan
Kultur Jaringan
adalah
teknik perbanyakan bibit tanaman secara vegetatif. Jaringan dari tanaman
dikulturkan (dihidupkan/ditumbuhkan) di media yang tepat pada kondisi steril.
Setiap jenis tanaman membutuhkan media tumbuh kultur jaringan yang
berbeda-beda. Selanjutnya, bibit diperbanyak secara vegetatif dengan cara
dipotong-potong sehingga menghasilkan bibit dalam jumlah banyak (disesuaikan
dengan jumlah kebutuhan bibit), dalam waktu singkat, dan seragam.

Tahap-tahap perbanyakan
tanaman pisang menggunakan teknik kultur jaringan sebagai berikut.
1. Inisiasi
Merupakan proses
pengambilan bagian tanaman untuk ditumbuhkan di dalam media in vivo. Proses ini
memakan waktu 2—3 bulan untuk tanaman yang sudah diketahui jenis media yang
tepat dan bagian tanamannya yang tepat untuk diperbanyak.
2. Multiplikasi
Merupakan tahap
perbanyakan (faktor perbanyakan pada kultur jaringan). Waktunya selama sekitar
satu bulan. Setiap jenis tanaman memiliki faktor perbanyakan yang berbeda.
Dalam satu bulan ada tanaman yang faktor perbanyakannya satu menjadi tiga, satu
menjadi lima, satu menjadi sepuluh, satu menjadi duapuluh, satu menjadi empat
puluh, atau lebih banyak.

Pisang termasuk tanaman
yang memiliki faktor perbanyakan medium (satu menjadi tiga atau menjadi lima).
Apabila satu menjadi lima, dalam satu bulan satu buah bibit akan menjadi 5 buah
bibit, bulan kedua menjadi 25 buah bibit, bulan ketiga akan menjadi 125 buah
bibit, bulan keempat akan menjadi 625 buah bibit, bulan kelima akan menjadi
3.125 buah bibit, bulan keenam menjadi 15.625 buah bibit, dan seterusnya.
Jumlah bibit yang dihasilkan disesuaikan dengan kebutuhan bibit.
Perlu diperhatikan bahwa
setiap jenis tanaman memiliki batas multiplikasi. Pembatasan dilakukan untuk
menghindari penyimpangan sifat dari tanaman indukan. Batas multiplikasi pada
bibit tanaman pisang berdasarkan hasil penelitian adalah delapan kali. Artinya,
apabila multiplikasi dilakukan setiap bulan maka bibit tanaman pisang dapat
dimultiplikasi hingga delapan bulan.
3. Aklimatisasi
Merupakan proses
penyesuaian (adaptasi) bibit tanaman dengan alam. Pada tahap ini bibit
dikeluarkan dari dalam laboratorium kemudian ditempatkan pada screen house untuk memudahkan proses
pengontrolan suhu dan kelembapan terhadap tanaman. Aklimatisasi berlangsung
selama sekitar satu bulan.

Pada tahap aklimatisasi
tanaman disungkup selama dua minggu dan ditanam di dalam baki-baki (tanaman masih
kecil dan rentan) menggunakan media tanam berupa arang sekam. Setelah dua
minggu sungkup dibuka. Kemudian tanaman dipelihara kembali selama dua minggu.
Saat ini bibit sudah cukup besar dan sudah memiliki akar cukup banyak.
4. Transplanting
Merupakan tahap pemindahan
bibit dari media aklimatisasi ke polybag.
Bibit dipelihara di dalam polybag
selama dua bulan. Setelah itu bibit siap ditanam di lahan.
Media tanam di polibag
berupa pupuk kandang, tanah gembur, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1. Pupuk
kandang dapat diganti oleh serasah seperti serasah bambu. Sementara, pasir
dapat diganti dengan arang sekam. Pemeliharaan berupa penyiraman bibit secara
teratur.

Bibit hasil kultur jaringan memiliki berbagai kelebihan sebagai berikut.
- Dapat dihasilkan dalam jumlah besar sesuai kebutuhan dan dalam waktu singkat.
- Keseragaman bibit terjamin sehingga pertumbuhan tanaman seragam dan dapat panen serempak.
- Dijamin bebas penyakit. Proses perbanyakan dan pertumbuhan bibit kultur jaringan yang mensyaratkan kondisi steril menjamin bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit.
Pengibaratan bibit tanaman
pisang hasil kultur jaringan sebagai bayi yang lahir dalam keadaan sehat,
beratnya cukup, dan mendapatkan ASI dengan baik dan cukup. Sehingga, sangat
ideal untuk ditanam di lahan.
Berbagai kelebihan dari
bibit kultur jaringan sangat bermanfaat bagi para pekebun pisang di seluruh
daerah di Indonesia karena teknik kultur jaringan mampu membibitkan aneka jenis
pisang dari seluruh Indonesia sehingga pekebun bisa mendapatkan bibit
berkualitas sesuai